Selama kurun waktu 300 tahun terakhir timah menjadi penggerak utama ekonomi dan budaya Pulau Bangka. Pulau Bangka memang tersohor karena memiliki sumber daya alam timah yang melimpah. Kata Bangka sendiri memang berasal dari wangka yang artinya timah. Timah pula yang akhirnya jadi magnet bagi para pendatang untuk mengadu nasib di Pulau Bangka.
Pada awal abad ke-18, migrasi ribuan warga etnis Tionghoa ke Pulau Bangka dimulai. Mereka adalah pekerja tambang timah yang terutama berasal dari suku Ke Jia dari Provinsi Guang Dong, Tiongkok.
Lantaran itulah warisan budaya Tionghoa yang telah berusia ratusan tahun terlihat jelas di banyak sudut kehidupan warga Pulau Bangka. Di Kampung Gedong, misalnya, masih kokoh berdiri hingga saat ini beberapa rumah kuno berumur lebih dari seratus tahun.
Warga etnis Tionghoa dikenal ulet dan siap bekerja keras. Sifat-sifat ini tergambar di setiap penjuru Pulau Bangka. Seiring perjalanan waktu, penambangan timah tidak lagi jadi satu-satunya sumber penghidupan warga Tionghoa. Masyarakat keturunan Tionghoa kini menggeluti segala jenis usaha mulai dari berdagang hingga mencari ikan sebagai nelayan.
Sebagian besar warga etnis Tionghoa di Bangka memegang teguh ajaran Kong Hu Chu. Petunjuk-petunjuk Nabi Kong hu chu menjadi kompas menjalani hidup. Selain mengisi relung hati spiritual warga etnis Tionghoa Bangka, budaya Cina daratan juga mewarnai hidup keseharian warga. Salah satu penanda khas kuatnya tradisi Tionghoa di banyak warga Bangka adalah perayaan Pek Cun(ko ciet).
Hari Pek Cun atau ko ciet telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan warga keturunan Tionghoa di Pulau Bangka. Malam sebelum perayaan Pek Cun biasanya dimanfaatkan warga keturunan untuk berkumpul dan bersuka ria bersama. Kerap kali kumpul-kumpul ini dilakukan di kelenteng.
Dalam ajaran Kong Hu Chu, Pek Cun juga disebut hari Twan Yang. Twan berarti lurus atau terkemuka atau sumber terang. Sementara yang berarti sifat positif atau matahari. Dipercaya pada hari Pek Cun, manusia akan mendapat curahan karunia kekuatan positif.
Sebetulnya hanya sekitar sepertiga dari 1,1 juta warga Bangka beretnis Tionghoa. Namun, Pek Cun telah menjadi perayaan bersama dan milik seluruh penduduk Bangka apa pun etnis dan kepercayaannya.
sumber: http://berita.liputan6.com
Bookmark this post: |
28 komentar:
[+/-]Klik untuk tampil/sembunyi komentarwaduh... ini dalem nih... :)
haaaaaaaaaaaaa bangka 1 jalur timah dengan dabo.
masih serumpun rupanya
apa khabar sandra dewi?
baru aku tau bangka dari wangka
makasih infonya neh
wow! cool!
makasih ah buat infonya
Artikel menarik... Pulau Bangka memang terkenal dengan hasil timahnya... jadi makin tau tentang kehidupan dan adat istiadat di Bangka... nice artikel bro...
ada makanannya ga ya..heheh
@putra sigit
ada tuh bang hari pek cun baru lewat beberapa hari masih ada bakcang kayaknya hehehe
@ucu atan
wah dabo ada timah juga ya bang? hmmm....boleh di cek neh :D
waduh,, Pek Cun itu disini artinya ga bagus lohh.. ternyata sebuah perayaan toh..
@Nebg aia
Kalau bahasa mandarinnya di sebut pek cun kalau di bangka orang bilang ko ciet hehe
Wah daerah kita sama nih penghasilannya..singkep juga penghasil Timah...
pengen kesana....pulau bangka, pasti menarik yach....:)
nice info kawan, jadi tau sejarahnya nih :)
Ya, bangsa yang baik adalh bangsa yang tahu sejarah, asal usul n adat istiadat daerahnya. Biar ga di bilang kacang lupa kulitny.
aduh pusing banyak tulisan besarnya
sejarah yg bagus
aq ngak sangka pulau bangka ramai etnis cina. kalau musim perayaan hantar kuenya kemari sama2 kita rasa.
wah jadi ngerti sejarah bangka neh, makasih sob infonya
sejarah yang penuh arti...salam kenal ya
selamat malam yu kita sama sama dukung prita yang teraniaya oleh rumah sakit di tunggu dukungannya
wow,, itung2 mengenal bangka neh, masalah nya belum pernah kesana... keep share yow...
Timah mengingatkan saya pada Laskar Pelangi..
lom pernah ke bangka.
tp mayan byk kenal org bangka :D
dan pernah dikira org cina bangka ;)
Kampung halaman laskar pelangi nih...:D
Mampir ke blog ku bos, ada award sudah tersedia, semoga bisa diterima :D
ya iyaaaalah dabo singkep kaya timah, tapi itu dulu
sekarang yang tinggal cuma kolong aja
timah ditambang di tengah laut aja dekat karimun
Q dah bolak balik ke sinih
Hmmmm ternyata gitu to sejarahnya.. apapun suku dan ras budayanya.. yang penting ngeblog tetep jalan.. hehehehehehe
belajar sejarah neh bang?
Aku padahal asli Bangka loh, tapi belum tahu tuh sejarah timah, hehe...
thanks nih atas informasinya. aku jadi tambah wawasan nih....
Keren!
[+/-]Show or Hide Comments
Posting Komentar
Silahkan Memberi komentar, saran, kritik, keripik, caci maki dan lainnya. Tapi jangan Permalukan harga diri dengan spam komentar.