Blogvertise

Support

Klik Disini

Sabtu, 09 Mei 2009

Pertanyaan dari pernyataan antara bakti dan balas budi





Sebagai manusia biasa jauh dari kesempurnaan, terkadang kita tidak dapat memilih mana yang terbaik dan mana yang buruk.
Saat kita di hadapkan 2 pilihan yang sulit untuk kita tentukan, terkadang kita malah mengambil jalan pintas yang hasilnya lebih buruk untuk kita terima.

Beberapa tahun lalu ketika saya pulang kampung di Pulau Bangka, Saya pernah mendapatkan satu pertanyaan sederhana dari teman saya yang hingga sampai sekarang tidak dapat saya jawab. Dan memang saya sendiri tidak sanggup untuk menjawabnya.

Saya sendiri tidak tau dari mana teman saya bias dapatkan pertanyaan yang sebagus itu. Biasanya juga ngalor ngidul bercandanya hehehe…..
Saat itu ketika asik-asiknya bercanda bersama teman-teman sambil main catur, entah siapa yang mulai duluan lalu salah seorang teman saya membuka pertanyaan seperti ini:

“eh kalian kalau disuruh pilih antara uang dan teman mana yang akan kalian pilih”

Dan sebagian besar dari kamipun hanya menjawab sekenanya
“tentu saja saya pilih duit, kalau ada duitkan banyak teman. Nah kalau gak ada duit teman dekatpun gak mau dekat lagi”

Hehe… dia hanya senyum-senyum dan sebagian lainnya malah menambah-nambahkan jawaban yang aneh-aneh lama kelamaan teman yang satu inipun mulai agak panas.
“jangan berpikir uang adalah segalanya, suatu saat kalau kita susah di perantauan kalau bukan teman sekampung gak akan ada yang mau Bantu kita”
“Kalaupun kalian banyak duit di perantauan gak akan ada yang mau lihat kalian jika suatu saat kalian jatuh susah”
“makanya kata orang teman itu lebih baik dari pada keluarga sekalipun”
Kira-kira begitu dia ngoceh.
Hehehe lucu juga dipikir-pikir. Tapi emang bener sih jaman sekarang kalau gak ada duit teman dekatpun bias jadi jauh.
Apa memang uang itu segalanya?????

Sambil di timpali jawaban yang aneh-aneh dan masing-masing meng-klaim dirinya adalah orang yang baik dan gak mudah lupa kebaikan orang, terus teman yang tadi mulai mengeluarkan pertanyaan maut nya dan saya akui hampir sebagian besar dari kami yang menghindar karena tidak bisa menjawab pertanyaan sang teman tadi.

Pertanyaannya cukup sederhana. Dia hanya mencontohkan pertanyaannya seperti ini:

“Kalau kalian memang tau balas budi, coba kalian jawab pertanyaan ku ini”

Seandainya ibu mu sudah tua dan sakit keras. Ibumu mempunyai permintaan terakhir sebelum ajal menjemputnya, yaitu ingin makan hati monyet. Terus kamu bawa parang dan pergi ke hutan untuk menangkap monyet yang akan kamu ambil hati nya.
Ketika di tengah hutan kamu melihat seekor monyet di atas pohon. Lalu kamu panjat pohon itu, tapi sialnya pohon yang kamu panjat dahannya patah dan kamu terjatuh. Sebelum kamu jatuh ke tanah monyet yang mau kamu ambil hatinya tadi menolongmu.
Monyet itu menangkap badanmu agar kamu tidak terpelanting jatuh dari ketinggian.
Terus si monyet tadi membawamu turun ketanah dan menjagamu sampai kamu sadar.
Nah setelah kamu sadar apa kamu akan memotong monyet itu untuk di ambil hatinya?
Kalau kamu masih ingin memotong monyet tadi kamu akan kehilangan 2 penolong kamu. Yaitu ibumu dan monyet tadi dan kamu juga akan menadi orang yang gak tau balas budi Karena membunuh penolong mu.
Tapi kalau kamu tidak mengambil hati monyet itu, kamu akan menjadi anak yang tidak berbakti.


“Nah kalau kalian memang tau balas budi coba kalian jawab pertanyaan ku ini”
Begitu kata yang di timpali kawan tadi

Wow…. Pertanyaannya sungguh menghipnotis sebagian dari kami. Hampir sebagian besar dari kami yang memilih untuk diam dan tidak mejawab pertanyaannya.
Adapun teman yang menjawab Akan tetap memotong monyet itu biarpun tau kalau ibunya akan sampai ajal setelah menyantap hati monyet.
Ada juga yang menjawab gak tega potong monyetnya
Yang lebih sadis lagi, bahkan ada teman yang menjawab akan memotong hatinya sendiri(gak mungkin) hehehe……

Kalau saya sendiri jujur belum memiliki jawaban untuk pertanyaan Sang Teman hingga pertanyaan ini telah bertahun-tahun lamanya, saya masih belum bisa menjawabnya……..
dan memang saya tidak sanggup untuk menjawabnya.

Buat rekan-rekan blogger yang membaca tulisan ini, jika seandainya rekan-rekan blogger yang mengalami hal seperti itu apa yang akan rekan-rekan blogger lakukan?
Apakah rekan-rekan bloger akan tetap mengambil hati monyet tadi atau membiarkannya????????




Bookmark this post:
StumpleUpon Ma.gnolia DiggIt! Del.icio.us Blinklist Yahoo Furl Technorati Simpy Spurl Reddit Google

6 komentar:

[+/-]Klik untuk tampil/sembunyi komentar

jimmy on 10 Mei 2009 pukul 06.42 mengatakan...

kalau saya cari monyet yang lain lagi aja :D

The Master on 10 Mei 2009 pukul 11.40 mengatakan...

Wow, blognya bagus nice artikel. Oh ya, pengen tahu artikel dan photo2 The Master duel Inagurasi, kunjungi blog saya, terima kasih.

Lukito on 10 Mei 2009 pukul 21.27 mengatakan...

Kunjungan perdana ke blog anda. Kalau jadi saya sih.. susah juga menjawabnya

nie on 11 Mei 2009 pukul 11.27 mengatakan...

aduh, susah jawabnya. gimana yah...hmmm...

edylaw on 12 Mei 2009 pukul 03.22 mengatakan...

@jimmy, tapi tuh monyetnya cuma satu aja hehehe

@Lukito, jangan lupa untuk kunjungan berikutnya mas

Seri on 27 Mei 2009 pukul 16.53 mengatakan...

pilihan di tangan kita. kalau hewan punya belas kasihan, apakah sianak harus berhati binatang. walau mengingkari permintaan ibu satu dosa, tapi Allah maha mengetahui segalanya.


[+/-]Show or Hide Comments

Posting Komentar

Silahkan Memberi komentar, saran, kritik, keripik, caci maki dan lainnya. Tapi jangan Permalukan harga diri dengan spam komentar.

 

Copyright 2008 by edylaw blog | themes by One 4 All