Blogvertise

Support

Klik Disini

Sabtu, 25 April 2009

Legenda Suara merdu jangkrik


Dahulu kala di dalam hutan belantara hiduplah seekor ular yang mempunyai suara yang sangat merdu.
Setiap sang ular bernyanyi maka akan berkumpul semua binatang penghuni hutan untuk mendengarkan suara merdu sang ular. Akan tetapi sang ular tidak mempunyai mata untuk melihat.

Sang ular hanya mampu bernyanyi sepanjang hari berharap suatu hari ia dapat melihat ke indahan dunia.
Rupanya suara merdu sang ular mempunyai kesan tersendiri kepada si cacing.

Setiap kali si cacing melihat ular bernyanyi maka timbul perasaan kagum dan takjub kepada sang ular.
Suatu ketika berkunjunglah sang jangkrik ke rumah ular temannya.
Setelah bercerita agak lama, tiba-tiba sang ular pun mengutarakan isi hatinya kepada temannya si jangkrik.

Ular: wahai sahabatku jangkrik, sesungguhnya hatiku sangatlah bersedih
jangkrik: hal apakah yang membuatmu sedih wahai sahabatku ular?
Ular: sungguh tiada arti suara merduku ini jika saya tetap tidak bisa melihat

si jangkrik pun merasa prihatin atas kesedihan temannya ular.

Ular: jika saja ada yang mau memberikan matanya kepadaku, maka aku akan memberikan suara merduku ini kepadanya.
Jangkrik: bersabarlah wahai sahabatku, aku akan membantu mengatasi kesulitanmu

setelah selesai bercengkrama akhirnya sang jangkrik pun berpamitan pergi untuk mengunjungi temannya si cacing.

Sekian lama si cacing tidak pernah bertemu dengan temannya si jangkrik, tentu saja kedatangan si jangkrik di sambut dengan sangat haru oleh si cacing.

Setelah bercengkrama kesana kemari. Akhirnya sang cacing pun mengutarakan isi hatinya kepada sahabatnya sang jangkrik yang selama ini dia pendam.

Cacing: sahabatku jangkrik, setiap saya melihat sang ular bernyanyi saya sangat ingin memiliki suara yang merdu seperti sang ular.

Keluhan si cacing pun di sambut baik oleh si jangkrik.

Jangkrik: baiklah sahabatku, aku dapat membantu mu memiliki suara yang merdu seperti suara sang ular.

Cacing: benarkah sahabatku? Lalu bagaimana caranya?

Jangkrik: sesungguhnya ular juga sahabatku dan diapun juga ingin memiliki mata.

Si jangkrik pun menjelaskan panjang lebar niat dan ke inginan sang ular kepada cacing.

Jangkrik: apakah engkau bersedia menukarkan matamu dengan suara merdu sang ular?

Tanya jangkrik kepada temannya si cacing. Tanpa pikir panjang pun si cacing segera menyetujui usulan dari jangkrik.

Lalu sang cacing pun segera memberikan matanya kepada jangkrik dengan harapan untuk di tukarkan dengan suara merdu sang ular.

Sang jangkrik pun segera pamit kepada cacing untuk pergi ke rumah temannya sang ular.

Dengan membawa mata dari cacing maka sang jangkrik segera menuju kerumah ular.
Lalu sang jangkrik segera menyerakan mata sang cacing kepada sahabatnya ular.
Setelah mendapatkan mata dari cacing akhirnya sang ular pun bisa melihat seluruh isi alam.

Ular: sungguh indah betul alam semesta ini. Terima kasih wahai sahabatku jangkrik, engkau telah membantu mewujudkan ke inginanku.

Setelah mengucapkan terima kasih, sang ular pun menyerahkan suaranya kepada jangkrik untuk di berikan kepada sang cacing yang telah memberikan mata kepada nya.

Di luar dugaan, ternyata sang jangkrik mempunyai niat jahat.
Dia tidak mau menyerahkan suara merdu dari sang ular kepada cacing.
Sang jangkrik pun segera pergi jauh dengan membawa suara yang merdu dari sang ular.
Sampai sekarang sang jangkrik tetap memiliki suara yang merdu

Tinggallah sang cacing yang telah menjadi buta karena memberikan matanya kepada ular.

Sang cacing pun telah putus asa menanti sang jangkrik yang membawa suara merdu tak kunjung datang.

Akhirnya sang cacing memutuskan untuk tinggal dalam tanah selamanya.

Sumber: http://fforce.us/infusions/articles/readarticle.php?article_id=113

Pesan moral: jangan terlalu gampang percaya kepada siapapun, pikir-pikirlah sebelum bertindak




Bookmark this post:
StumpleUpon Ma.gnolia DiggIt! Del.icio.us Blinklist Yahoo Furl Technorati Simpy Spurl Reddit Google

0 komentar:

[+/-]Klik untuk tampil/sembunyi komentar

Posting Komentar

Silahkan Memberi komentar, saran, kritik, keripik, caci maki dan lainnya. Tapi jangan Permalukan harga diri dengan spam komentar.

 

Copyright 2008 by edylaw blog | themes by One 4 All